Hari ini seluruh kota di Indonesia berlangsung aksi unjuk rasa menolak
kenaikan harga BBM, mereka tidak setuju karena dinilai akan membebankan
pada masyarakat. Di Jakarta, Medan, Bandung dan Surabaya. Di Surabaya
aksi unjuk rasa besar- besaran dari massa PDIP dipimpin oleh Bambang DH
Wakil Ketua DPD PDIP Jatim yang juga Wakil Walikota Surabaya. Bambang
juga menyatakan dirinya siap diberhentikan atas aksi unjuk rasa besar –
besaran ini jika melanggar Undang-Undang.
“Saya siap diberhentikan dan saya tidak ingin jadi pelacur atau
oportunis seperti Mendagri ini. Mendagri ini kan dulu dari partai yang
saya dukung sekarang. Jadi kalau misalnya pindah partai sana – sini
hanya untuk sebuah posisi, itu namanya oportunis atau pelacur. Apa
jadinya kalau kader – kader calon pemimpin bangsa seperti itu, malu
kita.......! Jadi silahkan kalau Mendagri mau memecat saya,“ kata
Bambang DH pada Jose Asmanu Reporter Suara Surabaya, Selasa (27/3/2012)
Dikatakan Bambang, "Sebagai anggota partai dirinya memilih menjalankan
misi dari partainya untuk membantu kepentingan masyarakat. Karena kata
dia, partai menjadi tempat mengartikulasi kepentingan publik dibanding
sekedar menjadi wakil eksekutif atau Wakil Walikota Surabaya.
Sebelumnya Gamawan Fauzi Mendagri menyatakan, dalam UU No. 32 tahun 2004
tentang pemerintahan daerah menegaskan bahwa kepala daerah dan wakilnya
dapat diberhentikan karena melanggar sumpah jabatan. "Jadi kalau mau
menyampaikan aspirasi anggota parpol yang tidak setuju itu silakan, tapi
begitu sudah jadi kepala daerah adalah bagian dari sistem
penyelenggaraan pemerintahan nasional" ujar Mendagri.
Sementara itu laporan yang diterima Bsambang DH sampai tadi malam ada 89
ribu massa PDIP yang kita instruksikan untuk menyalurkan aspirasinya ke
DPRD Kota masing – masing. "Saya juga sudah koordinasi dengan Kapolda,
kalau PDIP ini tidak pernah melakukan aksi demo dengan keributan atau
aksi bakar – bakaran. Saya mengatakan kalau hanya sekedar bakar –
bakaran atau lempar – lemparan itu mudah, justru yang sulit itu
mengkoordinir massa dalam jumlah besar dan tertib,“jelas Bambang DH
Koordinator dari aksi unjuk rasa dari PDIP di Surabaya dan Jawa Timur.
“Untuk mentertibkan massa yang besar memang tidak mudah, namun yang
turun ke jalan saat ini tidak hanya dari PDIP. Contoh kasus kerusuhan
pada 27 Juli saat PDI menggelar mimbar bebas yang dijamin oleh UU. Tapi
kenapa sampai terjadi kerusuhan saat itu karena kita tahu ada rombongan
intel yang masuk. Kalau demo itu tertib maka kesulitan untuk membubarkan
massa maka dimasukkanlah intel itu untuk membubarkan massa, “ungkap
Bambang.
"Mengenai kasus demonstran bayaran, ini sangat tidak mungkin karena
siapa yang mau membayari pengunjukrasa sebanyak itu, "tambah Bambang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar