Metrotvnews.com, Surabaya: PSSI akhirnya turun tangan
mengusut kematian lima suporter Persebaya alias bonek. Induk sepakbola
Indonesia ini membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) guna menginvestigasi
tragedi kemanusian tersebut.
Ada tujuh nama yang masuk dalam tim ini, yakni Prof DR Suryanto
(ketua/Unair), Eduard Dewaruci, SH. M.Hum (pengacara profesional), Drs.
Achmad Muzaki, MA (sosiolog IAIN), Drs. Autar Abdillah, M.Si (budayawan
Unesa), M. Soleh, SH (pengacara profesional), DR Suko Widodo (pakar
komunikasi Unair), dan Drs. Anwar Hudiono (wartawan senior Kompas).
Pengangkatan TPF ini dituangkan lewat surat PSSI tertanggal 12 Maret
lalu dan ditandatangani Sekjen Tri Goestoro. Ketua TPF Prof. DR.
Suryanto dalam press conference di kantor PSSI Surabaya, Rabu (14/3)
kemarin, mengatakan, dirinya bersama enam orang anggota baru saja
mengadakan rapat pertama. Dalam rapat ini, ketujuh anggota TPF mulai
merencanakan dan menetapkan apa yang harus dilakukan.
"Tugas kita adalah mengumpulkan data dan memberikan rekomendasi terkait
insiden meninggalnya suporter Persebaya saat akan menonton Persebaya di
Bojonegoro," kata Suryanto.
Suryanto berharap, seluruh pihak bersabar dan menahan diri. Ia berhadap
jangan ada yang memperkeruh suasana. "Mari kita cooling down semuanya.
Apapun yang ada di Jawa Timur adalah keluarga. Surabaya, Lamongan,
Bojonegoro adalah bagian keluarga besar Jawa Timur," imbau Suryanto.
Berbagai data akan ditindaklanjuti, termasuk hasil penyelidikan Polres
Lamongan yang menyebut kematian Bonek adalah murni kecelakaan. "Itu
bahan pertimbangan kita untuk tindak lanjut. Itu sumber informasi yang
bagus," lanjutnya.
Sementara itu, anggota TPF, Suko Widodo menjelaskan, dalam mengusut
kasus ini, pihaknya akan menggunakan beberapa teknik penggalian data,
mulai dari teknik wawancara, dokumentasi maupun observasi di lapangan.
TPF juga akan memanggil beberapa elemen terkait, seperti suporter, para
medis, panitia pelaksana, polisi dan yang lainnya. "Mulai hari ini kita
bekerja. Berdasarkan hasil rapat tadi, kerja kita maksimal tiga
minggu," tutur dosen Universitas Airlangga itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar